a. Pengkajian
1) Identitas pasien
2) Penanggung jawab
3) Keluhan utama: pasien mengeluh sering marah karena tidak bisa hidup seperti orang lain yang normal, terkadang mengamuk, mengancam hingga memukul orang.
4) Alasan masuk: pasien bingung, labil, marah-marah, mengamuk mengancam, gelisah, sulit tidur, hiperaktif, bicara kacau dan bicara sendiri, sulit dikendalikan, memukul orang lain.
5) Faktor predisposisi
1) Riwayat penyakit pasien
2) Riwayat penyakit keluarga
3) Riwayat masa lalu
6) Pemeriksaan fisik : tanda-tanda vital, TB, BB, kondisi fisik
7) Psikososial
a) Genogram
b) Konsep diri
c) Citra tubuh: pasien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah kaki, karena kuat.
d) Identitas: pasien mengatakan anak ke 2 dari 7
a) Peran: pasien mengatakan dirumah atau di dalam keluarga sebagai anak.
b) Ideal diri: pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang, pasien merasa bosan keluar masuk rumah sakit jiwa.
c) Harga diri: pasien mengatakan orang yang paling dekat dengan pasien adalah ibu dan ayahnya, pasien mengatakan malu karena belum menikah dan sepertinya tidak ada harapan untuk menikah
d) Hubungan sosial: dengan orang terdekat, dalam masyarakat.
e) Spiritual
8) Status mental
a) Penampilan
b) Pembicaraan
c) Aktivitas motorik
d) Alam perasaan
e) Afek
f) Interaksi selama wawancara
g) Persepsi
h) Pola pikir
i) Tingkat kesadaran
j) Memori
k) Tingkat konsentrasi dan berhitung
l) Kemampuan penilaian
m)Daya tilik diri
9) Kebutuhan persiapan pulang
a) Makan
b) BAB/BAK
c) Mandi
d) Berpakaian/berhias
e) Istirahat dan tidur
f) Penggunaan obat
g) Pemeliharaan kesehatan
h) Kegiatan di dalam rumah
10) Mekanisme koping
a) Mampu berbicara dengan orang lain
b) Mampu menjelaskan masalah ringan
c) Lebih suka diam jika ada masalah
11) Masalah psikososial dan lingkungan
a) Masalah dengan kelompok
b) Masalah dengan lingkungan
c) Masalah dengan kesehatan
d) Masalah dengan perumahan
e) Masalah dengan ekonomi
12) Aspek medik
b. Masalah keperawatan
1) Perilaku kekerasan
2) Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
3) Perubahan persepsi sensori: halusinasi
4) Harga diri rendah kronis
5) Isolasi sosial
6) Berduka disfungsional
7) penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif
8) koping keluarga inefektif
c. Diagnosis
Perilaku kekerasan
d. Rencana tindakan
1) Tujuan Umum : pasien tidak melakukan tindakan kekerasan baik kepada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
2) Tujuan Khusus :
a) pasien dapat membina hubungan saling percaya.
b) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
c) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya.
d) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya.
e) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
3) Tindakan keperawatan
- SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I yaitu latihan napas dalam dan pukul kasur dan bantal.
- SP 2 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara obat.
o Evaluasi latihan nafas dalam dan pukul kasur dan bantal
o Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat.
o Susun jadual minum obat secara teratur
o Susun jadwal kegiatan harian cara kedua
- SP 3 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal:
o Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik
o Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik.
- SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
o Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dan sosial/verbal
o Latihan sholat/berdoa
o Buat jadwal latihan shoalat/berdoa
No comments:
Post a Comment